20 Oktober 2019 adalah hari yang dipilih setelah percakapan di kafe ditemani secangkir kopi hangat dan petrikor yang samar-samar tahun sebelumnya. Keputusan diambil dalam waktu yang singkat karena ku merasa inilah jalannya, tiada keraguan setelah menimbang banyak. Meskipun sebelumnya ragu untuk menikah. ..and love changes everything..
Here we go, bulan-bulan berlalu semua rencana tergambar lancar tidak banyak perbedaan pendapat maupun pendapatan. Cobaan mantan benar adanya namun semua tak terlalu berarti sampai tibalah saat aku harus menerima kabar bahwa aku harus mengonsumsi obat selama satu semester. byarrrr di sinilah aku mulai gamang, insecure berkepanjangan mengakibatkan perdebatan yang itu-itu lagi tiada akhirnya. Kondisi ini juga yang memutuskan kita menunda kehamilan untuk meminimalisir risiko. Alhamdulillah sejak sebelum resmi menjadi suami sampai saat ini juga kesabaran lelaki ku tiada berkurang. Beruntungnya aku, tak terbayang kalau dia tak sesabar ini mungkiiin dahlah~
Dua minggu sebelum hari-H wabah covid makin tinggi, membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang terpaksa mengubah rencana pernikahan kami haha rasanya ingin marah tapi pada siapa? Empat April dua ribu dua puluh tiba. Tamu yang datang tidak sebanyak saat lamaran. Akad berjalan lancar namun kami masih belum tenang sampai memutuskan untuk mengadakan resepsi empat bulan setelahnya. Alhamdulillah, selesai sudah rangkaian acara pernikahan kami meski masih waswas takut-takut ada yang terpapar. Syukur kembali kami panjatkan karena semua rekan, kerabat sehat sampai saat ini.
Masya Allah, rencanaMu memang yang tebaik, aku jadi merasakan tiga kali ganti gaun, diberikan kesembuhan dan tentunya suami menyenangkan, sabar, serta pengertian. Sampai kadang merasa aku seperti terjun di lirik lagu
"I don't deserve this, darling you look perfect~"
Alhamdulillah, alhamdulillah. Meskipun perjalanan kami menuju akad saja terasa panjang tapi kami mampu melewatinya, ku yakin kedepannya kami semakin kuat dan rekat.
Aamiin
0 Komentar